RESILIENCE PADA TUNANETRA DI ASRAMA SLB “X” KOTA CIMAHI JAWA BARAT

Penulis

  • Niken Cahyorinartri Unjani
  • Miryam A. Sigarlaki Fakultas Psikologi Universitas Jenderal Achmad Yani
  • Prabaning Dyah Sawitri

Kata Kunci:

resiliensi, tuna netra

Abstrak

Insan yang terlahir ke dunia secara hakekatnya adalah sempurna, namun adapun ketidak sempurnaan itu hanya dimata manusia. Seperti halnya seorang yang terlahir menjadi Tunanetra. Secara pengertian, mereka yang mengalami kerusakan indra penglihatanya tergolong tuna netra. Akan tetapi, individu yang disebut sebagai tuna netra ialah mereka yang tak mampu atau tidak dapat memanfaatkan indra penglihatannya secara optimal untuk kegiatan. Sehingga dirinya membutuhkan kemampuan agar dapat bangkit dari kondisi kebutaannya. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan mengenai kemampuan resiliensi pada tuna netra di asrama SLB X Cimahi. Resiliensi menurut Reivich & Shatte (2002) adalah kapasitas untuk merespon dengan cara yang sehat dan produktif ketika menghadapi kesulitan atau trauma yang dimana hal tersebut sangat penting untuk mengatasi stress dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil olah data RQ Test pada Tuna Netra di asrama SLB X Cimahi, disimpulkan bahwa: 1) Impulse Control merupakan kemampuan yang berada di atas rata-rata . Hal ini disebabkan mereka terbiasa untuk menekan semua keinginan yang mereka miliki. 2) Self-Efficacy merupakan kemampuan yang berada di bawah rata-rata. Mereka mengalami keterbatasan visual, sehingga kesulitan dalam memperhatikan dalam memecahkan permasalahan. Hal ini menyebabkan mereka sangat kesulitan dalam memecahkan permasalahan dan mereka terbiasa menggantungkan diri kepada orang tuanya atau orang sekitarnya.

Unduhan

Diterbitkan

2019-12-05

Cara Mengutip

Cahyorinartri, N., Miryam A. Sigarlaki, & Prabaning Dyah Sawitri. (2019). RESILIENCE PADA TUNANETRA DI ASRAMA SLB “X” KOTA CIMAHI JAWA BARAT. RELIABEL, 5(01), 19–36. Diambil dari https://reliabel.unjani.ac.id/index.php/Psikologi/article/view/25

Terbitan

Bagian

Articles